Sekitar 13 tahun saya tinggal di sebuah kota “X”, di sana banyak sekali hal yang saya alami dan masih membekas di sudut kenangan dalam ingatan saya. Salah satu hal yang tentunya masih saya ingat adalah kehidupan warga di sana.
Kehidupan dua sisi yang berlawanan menurut saya, sisi pertama adalah betapa religiusnya warga di sana dan sisi kedua adalah betapa menjamurnya praktek klenik yang sangat menyesatkan itu.
Ironis kalau boleh saya bilang, banyak sekali orang yang mengatasnamakan ikhtiar/usaha lalu kemudian menghalalkan untuk pergi ke tempat praktek-praktek klenik dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh mereka yang mengaku “tahu segalanya”, dari penglaris, meramal masa depan, pemikat/pelet, wibawa, penyembuh, mencari barang hilang, santet, ilmu kebal, sampai mencari jodoh, dan masih banyak yang lainnya.
Bukan menyalahkan ikhtiar atau usaha, bukan sama sekali, kita sebagai umat Islam tentunya selalu dituntut untuk berusaha dalam pencapaian apa yang diinginkan, hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah usaha seperti apa yang dibolehkan dan usaha seperti apa yang dilarang agama.
Tentunya usaha-usaha yang sesuai syar’i-lah yang dibolehkan, dan sebaliknya usaha yang dilarang adalah ikhtiar yang sudah membawa kita kepada kemusyrikan.
Mengutip dari beberapa hadist yang relevan dengan masalah ini, antara lain adalah:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Barangsiapa mendatangi ‘arraaf’ (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR.Muslim)
“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:’Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Abu Daud)
“Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al-Bazzaar, dengan sanad jayyid)
Dukun Hitam dan Dukun Putih
Warna yang saya maksud di sini bukan masalah warna kulit, tetapi image yang ditawarkan oleh dukun-dukun tersebut, menurut saya walaupun masih tidak terlalu yakin masyarakat sudah tahu bahwa praktek perdukunan itu dilarang dalam agama, sehingga mereka bisa menghindari orang-orang yang benar-benar mengikrarkan dirinya sebagai “dukun hitam”, namun yang menjadi masalah adalah ketika masyarakat dihadapkan dengan seseorang yang notabene-nya adalah seorang “pemuka agama”, “orang alim”, atau “tuan guru”, maka tidak sedikit yang goyah, menghalalkan dan mengiyakan praktek klenik “dukun putih” tersebut.
Padahal dukun-dukun yang berkedok sebagai orang alim itu bahayanya lebih besar dari dukun yang benar-benar bertitelkan dukun. Bagaimana tidak? Karena melihat kealimannya, melihat ilmu agamanya yang mumpuni, membuat seolah-olah semua yang mereka katakan itu benar.
Ditambah lagi media yang mereka gunakan, selalu berhubungan dengan agama, dari tongkrongan orang alim, menggunakan ayat suci al-qur’an dalam setiap mantra atau rajahannya, sampai kepada pantanganpun masih dikaitkan dengan agama.
Terjadi pembodohan masyarakat di sini. Satu, tongkrongan orang alim, dengan pakaian seperti itu, masyarakat tidak sungkan datang dan meminta segala macam hajat mereka, karena mereka pikir “toh yang saya datangi ini paham ilmu agama…”, dan bahkan di daerah saya ada “dukun putih” yang memiliki majelis ta’lim. Coba teman bayangkan, hebat bukan…? Bagaimana masyarakat tidak tertipu dengan image seperti itu?? Kedua, menggunakan ayat suci al-qur’an sebagai mantra, bukan memuliakan al-qur’an sebagai kitab yang suci, malahan sebaliknya ini merupakan tindakan penghinaan besar terhadap ayat-ayat Allah SWT. Oke kita akui bahwa al-qur’an memang merupakan ayat-ayat penyembuh, ini berlaku apabila dilakukan secara syar’i, bukan menjadikannya sebagai mantra, rajah, jimat, dan lain-lain. Ditambah lagi disuruh berdzikir sekian ratus atau ribu, yang sebenarnya sama sekali tidak terdapat dalam tuntunan Rasullullah. Ketiga, memberikan pantangan-pantangan yang berhubungan dengan agama, “dukun putih” itu biasanya memberikan pantangan kepada pasiennya agar apa yang mereka inginkan tercapai, misalnya: jangan tinggalkan shalat lima waktu, jangan berjudi, jangan mabok-mabokan, dll. Kalau dilihat dari pantangan itu, wwuuiiihhh, betapa mulianya dukun ini, tapi sebenarnya terdapat agenda menyesatkan di dalamnya, semua pantangan mereka baik, namun tanpa disadari pasien, di sini terjadi penyimpangan niat beribadah, yang semula murni karena Allah, berubah menjadi “karena ada yang diinginkan dibalik semua ibadah itu” , ujung-ujungnya apalah arti ibadah kita kalau niatnya saja sudah salah.
Sok alim kamu…!!!
Maaf sebelumnya, Saya menulis ini bukan berarti saya orang yang benar-benar bersih dari praktek klenik, jujur saja keluarga saya masih banyak yang menjalani praktek ini, bahkan saya dengar ada yang memiliki “piaraan” orang gaib *bergidik*.
Dilihat dari masa lalu saya yang suram, saya juga sempat terjerumus ke dunia klenik ini, saya akui pernah mencari kesembuhan dengan mendatangi “dukun putih”, dan juga atas nama ikhtiar yang lain yang sepertinya tidak terlalu pantas untuk saya ungkapkan di sini.
Alhamdulillah, saya sudah mencoba melepaskan diri dari belenggu kemusyrikan ini, Insya Allah. Berawal beberapa tahun yang lalu ketika mendapati sebuah majalah yang mengupas tuntas semua masalah dunia ghaib secara syar’i, akhirnya saya sadar bahwa apa yang pernah saya lakukan adalah tindakan yang benar-benar BODOH dan SALAH. Dari majalah itu juga saya kenal dengan Ruqyah Syar’iyyah, yakni pengobatan yang dilakukan secara Syar’i atau sesuai dengan tuntunan agama. Sebaliknya Ruqyah Syirkiyyah adalah pengobatan yang membawa kita kepada kemusyrikan.
Setelah mendapatkan ilmu yang benar soal dunia ghaib, keinginan untuk melepaskan diri dari belenggu jin yang terkutuk semakin menjadi-jadi, dimulai dengan membeli kaset ruqyah, terapi untuk gangguan jin, setiap hari saya dengarkan kaset itu, karena merasa efek sampingnya hanya sedikit, akhirnya saya memutuskan untuk benar-benar diruqyah oleh Ustadz yang benar-benar ustadz, bukan ustadz palsu seperti “dukun putih” itu.
Pertama, saya ikut ruqyah massal yang dilaksanakan di mesjid agung di daerah saya tinggal. Pada saat dibacakan ayat-ayat Allah, memang saya merasakan sesuatu yang beda dalam diri saya, walaupun tidak sampai bereaksi brutal. Sekedar informasi, orang yang memiliki gangguan jin, ketika diruqyah biasanya terjadi reaksi dalam dirinya, mulai dari menangis, muntah, (keduanya pernah saya rasakan), ada yang berguling-guling, bahkan sampai berontak dan bertindak brutal. Semuanya terjadi di luar kesadaran, karena jin yang di dalam tubuhlah yang bereaksi menahan sakit akibat dibacakan ayat-ayat suci al-qur’an.
Sampai sekarang, sedikitnya saya sudah mengikuti 3 kali ruqyah, dengan harapan bisa terlepas dari belenggu jin dan yang lebih besar lagi, yakni belenggu dosa syirik yang pernah saya lakukan.
Saya berbagi di sini bukan bermaksud untuk menggurui namun memiliki harapan besar bagi teman yang belum pernah menyentuh dunia klenik maka janganlah sekali-kali tergoda untuk mencobanya. Dan bagi teman yang pernah (sama seperti saya) atau masih dalam belenggu dunia hitam, segeralah untuk mencari jalan keluar yang sesuai syar’i.
Saya juga minta do’a teman-teman, untuk mendo’akan keluarga saya agar segera bertobat dan mengakhiri praktek terkutuk ini.
Salah satu dosa terbesar adalah syirik yang apabila sampai di akhir hayat kita masih mengenakan busana syirik itu (tidak bertobat), maka neraka yang kekal yang akan menyambut kita. Na’udzubillah.
p.s: ditulis bertepatan dengan hari raya idul adha, saya ucapkan selamat merayakan bagi semua umat muslim di seluruh dunia, minal aidin wal faidzin.
Klo bicara soal dukun putih,
jujur, dulu Q jga pernah dibawa ke tempat praktek dukun putih(tuan guru) krna penyakit Q yg gk kunjung sembuh.
Tp lama kelamaan,org tua Q mulai sdr dan ingin tobat,dgn jln pintas meruqiah Q.
Wkt itu Q dibacakan ayat2 suci Allah.
Awalnya gk ada pengaruh sm sekali,tp lama kelamaan menurut cerita ortu Q,
Q mulai menangis,dan yg parahnya lg ada darah yg keluar dr hidung Q..
Entah,seberapa ganaskah jin yg keluar dr tubuh Q,
tp,alhamdulillah skarang Q gk trbebani lg oleh kesyirikan Q dan ortu Q.
al says:
mmm.. gak bisa komen nih 😀
gak suka dukun hitam tapi juga bukan fans berat dukun putih, saya abu – abu 😆
al says:
keduaaaxxxxx
Amiennnn
semoga kita semua di jauhi dari segala godaan setan yang terkutuk…
al says:
kamu masuk tipe cowok apa jadinya???
Hey rumput..jawablah pertanyaan lelaki yang sedang bingung ini??
*Dipentung*
hehe ….
nggak mudeng…
al says:
Astaga… pernah kedukun ya nak??, kok ga bilang2?? *ikuuuuut* hahhahha… Dukun beranak masuk yg putih apa hitam??, hihi.. Percaya sama Allah aja deeeh… Padahi dingsanak tuw nak ae.. keluar dr RS kalo becarian.. *jadi tolong di arahkan ketempat yg benar*. wkwkkwkwkwk..
al says:
Wah.. Dukun ya? Kalau menurut saya, hanya Tuhan yang tau segalanya. Dukun ga tau segalanya.
al says:
ihhhhhhhhhhhh………
ow ow al al ketahuan main dukunan iah….????????
ajakin ju dunk k dukun’y,nta d cr’in jodo
waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
al says:
hihi
perdukunan.. atut ahh…….
ok salam ya.. tapi bukan buat mbah dukun….
al says:
PDI=Persatuan Dukun Indonesia (perjuangan)…hahahahhaa
al says:
dukun ? tuk bayan tula tuwh . . ma’ nyuzzzz . . . haghaghag
al says:
Wohohoho..
Hari gini percaya dukun..*geleng geleng*
Btw kalau sie kecapean atau pegel pegel gitu, suka manggil dukun pijet yang udah tua dan langganan warga kampung xixixi..
Itu dukun item apa putih ya al? 😛
al says:
takut sama yang namanya dukun…wuahaha
al says:
waduhhh serem juga yakkk.. jadi merinding..
Sakit ga pas di Ruqyah nya??
bener2 ga sadar tuh??
al says:
Insyaflah brother
al says:
untung dukun beranak sekarang udah diganti menjadi bidan beranak. kalo ngga bisa ngga mau melahirkan disana. itu salah 1 cara buat alternatif aja tinggal kita2nya aja narohnya dimana. kan kita kudu menghargai pula ilmunya cuman jgn sampe akal sehat kita tergantikan. ok
al says:
ShoutBox-nya Mana?
Dukun putih???? baru denger…!
dukun putih itu cuma sebutan tambahan, kan ? 🙂
karena actually, gak ada itu
al says:
@ warmorning & mas harie insani putra
gw mah kaga percaya ama dukun-dukunan…..
al says: